Pengaruh Media terhadap Pendidikan Seseorang
Dalam UUD 1945 alinea ke
4 menerangkan bahwa tujuan pendidikan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa Indonesia. Tapi pada kenyataanya pemerintah belum melaksanakan dengan
maksimal. Pendidikan Indonesia mengalami kemiskinan. Apakah bansa Indonesia
dapat memperbaikinya?. Inilah tugas bangsa Indonesia untuk memperbaikinya,
terutama pendidik.
Salah
satu faktor yang mempengaruhi pendidikan adalah media. Media bisa berupa media
elektronik maupun nonelektonik. Contoh media elektronik : buku bacaan, koran,
dan buletin. Buku merupakan jendela dunia. Tetapi saat ini banyak buku yang
beredar dikalangan pemuda tidak lagi seperti itu. Banyak buku yang tidak
membangun intelektual, contoh majalah porno. Hal ini berakibat pikiran pemuda
menjadi kotor sehingga tidak dapat berfikir jernih. Mereka dapat menirukan tindakan
seks yang belum waktunya.
Koran merupakan alat
informasi seseorang tentang berita terkini. Tetapi kebanyakan Isi koran atau
berita yang tidak mendukung, yaitu kriminalitas. Seperti tentang kekerasan,
pemerkosaan, koruptor, penculikan dan lain-lain. Hal itu juga penting untuk
pengetahuan. Tetapi ada hal yang lebih penting, yaitu berita tentang
orang-orang cerdas di Indonesia yang berhasil. Banyak anak bansa yang berhasi
di bidang olahraga, kesenian, sains, musik dan lain-lain. Mungkin ada tetapi
tidak menjadi topik pertama dan jarang koran yang meliputinya. Hal ini
merupakan motivasi yang mendidik bangsa Indonesia untuk lebih maju.
Buletin
Islami berisi tentang kajian-kajian Islam, motivasi, kisah nabi, dan berita
lainya. Tidak lagi menjadi minat remaja untuk membacanya. Ketika seseorang
mendapatkan buletin, kebanyakan hanya membuangnya atau disimpan saja. Buletin
merupakan media kecil yang berupa tulisan dari karya seseorang. Hargailah hasil
karya seseorana walaupun sekecil apapun. Ada nilai pendidikan “Ketika kita
menghargai karya seseorang, maka orang akan menghargai karyamu”.
Sedangkan
media elektronik, yaitu radio, televisi, komputer/netbook, telepon genggam dan
lain-lain. Radio merupakan alat elektonik berupa suara. Ada acara dalam radio,
misalnya musik, berita, belajar bahasa, drama, kuis, tebak-tebakan, dan
lain-lain. Tetapi acara yang hampir setiap radio ada adalah musik. Ada banyak
aliran musik. Aliran musik tersebut juga bepengaruh terhadap pribadi seseorang.
Jika seseorang mendengarkan musik yang lembut,
ia akan terbentuk karakter yang lembut pula. Tapi jika ia memdengarkan musik
yang beraliran rocker, ia akan terbentuk karakter yang keras.
Setiap rumah hampir
memiliki televisi. Televisi merupakan media elektronik berupa gambar dan suara.
Media lebih banyak negatif dari pada positifnya, karena tidak banyak acara
televisi yang berisi tentang pendidikan. Melainkan acara televisi yang berisi
tentang gosip, kriminalitas, hiburan,
sinetron, dan lainya acara yang kurang mendidik. Sehingga anak-anak lebih paham
gosip selebritis daripada pelajaranya di sekolah. Selain itu, acara yang
menarik ditayangkan saat jam waktu solat berlangsung ataupun jam waktu belajar.
Filem atau berita yang kriminalitas ataupun seksualitas dapat
berakibat sangat buruk. Psikologi anak-anak akan terganggu. Mereka cenderung
akan mencobanya.
Di sinilah peran orang
tua untuk mengawasi anak-anaknya menonton televisi. Anak-anak lebih baik
menonton pengajian, kuis rangking satu, filem kartun, dan filem yang dapat membangunh
motivasinya. Akan tetapi ada filem kartun yang berisi tentang kemusyrikan dan
kriminalitas. Sehingga orang tua harus benar-benar hati untuk mengawasinya.
Ketika anak tidak ada yang mengawasi, maka lebih baik anak diberikan buku
bacaan yang bermanfaat ataupun mainan yang menghasilkan kreatif anak.
Siapa yang tidak tahu
internet saat ini? Hampir seluruh dunia tahu akan internet. Internet yang dapat
mengakses info diseluruh dunia. Akan tetapi banyak info yang kurang penting
diinfokan, seperti permasalahan artis, kriminalitas, video porno, bacaan porno,
dan lain-lain. Bagaimana bangsa yang belum maju bisa berkembang? Jika info yang
sering muncul tentang demikian, maka dari itu kita harus banyak mengirimkan
info yang mendidik. Info mendidik bisa berupa prestasi anak-anak Indonesia,
hasil riset anak Indonesia, beasiswa, masalah Indonesia, dan lain-lain.
Indonesia
memiliki putra-putri yang cerdas. Tetapi pemerintah yang tidak menghargai
kecerdasan mereka. Hasil karya mereka kurang diperhatikan. Pemerintah tidak
memberikan tindak lanjut terhadap hasil karya mereka. Padahal jika pemerintah
benar-benar peduli dengan itu, maka Indonesia akan maju. Pemuda-pemudi lain
akan termotivasi dengan keberhasilan mereka. Sehingga akan terciptanya
pemuda-pemudi yang kretif dan inovatif. Putra-putri Indonesialah yang akan
melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar